Inhaler Herbal Thailand Ditarik, Terkontaminasi Jamur dan Mikroba

waktu baca 2 menit
Kamis, 30 Okt 2025 21:00 4 admincuitan

JAKARTA, Cuitan.id – Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand (FDA Thailand) resmi menarik sejumlah produk inhaler herbal dari pasaran setelah hasil uji laboratorium menunjukkan adanya kontaminasi mikroba, ragi, jamur, serta bakteri patogen berbahaya.

Temuan ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keamanan produk bagi masyarakat, terutama bagi kelompok rentan dan lanjut usia.

Sekretaris Jenderal FDA Thailand, Supattra Boonserm, mengungkapkan bahwa pihaknya melakukan pengujian terhadap berbagai merek inhaler herbal setelah muncul laporan daring pada Mei lalu mengenai inhaler yang diduga mengandung jamur berisiko bagi paru-paru.

Dari hasil pemeriksaan, FDA menemukan bahwa produk Hong Thai Formula 2 (nomor registrasi G309/62, lot 000332, diproduksi 9 Desember 2024) memiliki tingkat kontaminasi Clostridium perfringens di atas ambang batas aman.

Selain itu, produk Chama Herbs (nomor registrasi G561/67, lot NF 2522503001, diproduksi 3 Maret 2025) juga terdeteksi memiliki jumlah mikroba aerobik total yang tidak sesuai standar keamanan.

“FDA menilai kedua produk tersebut sebagai inhaler herbal di bawah standar. Kami akan terus memantau dan mengumumkan hasil lebih lanjut jika ditemukan kontaminasi serupa pada merek lain,” jelas Supattra Boonserm, dikutip dari The Bangkok Post.

Supattra memperingatkan bahwa kontaminasi mikroba, ragi, dan jamur dapat menimbulkan risiko kesehatan serius bagi pengguna dengan sistem imun rendah dan kelompok lansia.

Menghirup inhaler terkontaminasi dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, sesak napas disertai mengi, batuk kronis, serta iritasi pada mulut dan tenggorokan.

Sebagai langkah tegas, FDA Thailand menangguhkan produksi dan memerintahkan penarikan serta pemusnahan produk yang telah terkontaminasi. Produsen diperbolehkan melanjutkan produksi hanya jika berhasil memperbaiki sumber kontaminasi dan memperoleh sertifikasi ulang dari FDA.

Sementara itu, Dr. Sarawut Boonsuk, Direktur Jenderal Departemen Ilmu Kedokteran Thailand, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2025 pihaknya telah menerima 54 sampel inhaler untuk diuji.

Dari jumlah tersebut, 39 produk dinyatakan di bawah standar karena mengandung mikroba aerobik, jamur, dan Clostridium perfringens dalam kadar berlebihan.

“Bakteri Clostridium perfringens umumnya hidup di tanah dan bersifat anaerobik. Jika spora jamur atau bakteri ini terhirup, dapat menimbulkan risiko bagi orang dengan daya tahan tubuh rendah atau lansia,” tegas Dr. Sarawut.

FDA Thailand mengimbau masyarakat untuk menghindari penggunaan inhaler herbal yang tidak memiliki izin edar resmi dan memastikan produk dibeli dari sumber terpercaya. Konsumen juga disarankan segera melapor jika mengalami gejala gangguan pernapasan setelah penggunaan produk sejenis.

Penarikan inhaler herbal oleh FDA Thailand menjadi peringatan penting bagi industri produk herbal di Asia Tenggara. Standar kebersihan dan keamanan produksi harus ditegakkan demi melindungi konsumen dari risiko kontaminasi berbahaya. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA