Viral! Dedi Mulyadi Sidak Aqua Subang, Bahas Dampak Air Tanah

waktu baca 3 menit
Jumat, 24 Okt 2025 04:00 30 admincuitan

SUBANG, Cuitan.id — Video kunjungan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke pabrik air mineral Aqua di Subang tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Dalam video yang diunggah melalui kanal Kang Dedi Mulyadi Channel (KDM) di YouTube, mantan Bupati Purwakarta itu menyoroti langsung asal-usul sumber air baku yang digunakan untuk memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK).

Dalam tayangan berdurasi beberapa menit itu, Dedi tampak berkeliling meninjau fasilitas pengolahan air mineral milik Aqua. Ia dengan tegas menanyakan kepada staf pabrik mengenai asal air yang digunakan dalam proses produksi.

“Ngambil airnya dari sungai?” tanya Dedi dengan nada penasaran.

Pertanyaan itu langsung dijawab oleh pihak pabrik yang menyebut bahwa sumber air berasal dari bawah tanah.

“Airnya dari bawah tanah, Pak,” ujar salah satu staf.

Mendengar jawaban itu, Dedi tampak terkejut dan memastikan ulang apakah air tersebut benar-benar diambil melalui proses pengeboran dalam.

Ia juga menyinggung soal potensi dampak lingkungan, terutama kemungkinan pergeseran tanah akibat pengambilan air tanah dalam.

“Saya kira dari air permukaan, ternyata dari sumur pompa dalam,” ucap Dedi.

Aqua Klarifikasi: Air Berasal dari Akuifer Dalam, Bukan Sumur Bor Biasa

Menanggapi video viral tersebut, pihak Danone-AQUA memberikan klarifikasi resmi. Mereka menegaskan bahwa air yang digunakan dalam produksi berasal dari akuifer dalam, yaitu lapisan air tanah alami yang terlindungi, bukan dari sumur bor biasa.

Dalam keterangan resminya yang dikutip Kamis (23/10/2025), Danone menjelaskan bahwa sumber air tersebut telah melalui kajian ilmiah mendalam oleh para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Padjadjaran (Unpad).

Bahkan, sebagian titik sumber air disebut bersifat self-flowing, atau mengalir secara alami tanpa perlu proses pemompaan intensif.

“Air ini terlindungi secara alami dan telah melalui seleksi serta kajian ilmiah oleh para ahli. Sebagian sumber mengalir alami tanpa pompa,” tulis pernyataan resmi AQUA.

Danone-AQUA menegaskan, pengambilan air dari akuifer dalam tidak memengaruhi sumber air masyarakat karena lapisannya berbeda dengan air permukaan yang biasa digunakan warga.

Seluruh kegiatan operasional juga dilakukan berdasarkan izin resmi pemerintah, dengan pengawasan dari Badan Geologi Kementerian ESDM serta pemerintah daerah setempat.

Sebagai bentuk tanggung jawab lingkungan, Aqua menerapkan Ground Water Resources Policy atau Kebijakan Perlindungan Air Tanah Dalam untuk menjaga kelestarian sumber daya air jangka panjang.

Perusahaan juga menjelaskan, air yang digunakan berasal dari 19 sumber air pegunungan di seluruh Indonesia, yang dipilih melalui sembilan kriteria ilmiah dan lima tahap evaluasi, dengan penelitian selama minimal satu tahun.

“Berdasarkan kajian UGM, pengambilan air dilakukan secara terkendali dan tidak menyebabkan pergeseran tanah maupun longsor,” tegas pihak Danone-AQUA.

Kunjungan Dedi Mulyadi ke pabrik Aqua Subang memunculkan diskusi publik soal pengelolaan sumber daya air tanah dan tanggung jawab lingkungan industri AMDK.

Sementara itu, Danone-AQUA memastikan bahwa seluruh proses produksi berjalan sesuai standar ilmiah, izin resmi, dan komitmen keberlanjutan lingkungan. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA